Legalitas Copyright Konten Hasil AI Art Generator macam CHATGPT, cek plagiarism grammarly hasil chat gpt paraphrase tool
Michael Kelber, co-chair of Neal Gerber Eisenberg's IP practice, menyatakan bahwa masalah kepengarangan non-manusia saat ini sedang digugat, termasuk dalam kasus tentang monyet yang mengambil foto dan menemukan AI dalam konteks paten, dengan keputusan pengadilan terhadap entitas non-manusia yang mengklaim kepenulisan atau kepemilikan kekayaan intelektual.
Jika terjadi klaim pelanggaran hak cipta atau IP terhadap konten yang dihasilkan AI, situasinya menjadi lebih rumit. Esquenet menjelaskan bahwa untuk menegakkan hak, penulis AS harus terlebih dahulu mendaftarkan karyanya ke Kantor Hak Cipta atau menghadapi penolakan dari Kantor tersebut. Namun, pendekatan ini kemungkinan akan menghadapi tantangan karena persyaratan kepenulisan manusia.
Menurut standar kepengarangan manusia, karya yang dihasilkan AI berada dalam domain publik tanpa pemilik hak cipta atau karya turunan dari materi yang digunakan untuk pelatihan. Kepemilikan karya turunan akan bergantung pada faktor-faktor seperti sumber set data pelatihan dan kesamaan karya AI dengan set pelatihan.
Menurut Kelber, jika kasus-kasus di masa lalu di mana non-manusia dianggap tidak dapat memiliki kepenulisan diikuti, "publik dapat memiliki karya yang dihasilkan AI." Kelber berkata, "Ada argumen kuat yang dibuat bahwa orang yang menginstruksikan AI harus memiliki hasilnya, sama seperti seorang seniman grafis dapat mengklaim kepemilikan atas karya yang dibuat menggunakan perangkat lunak menggambar.
Namun, dalam kasus ChatGPT, operator memiliki kontrol terbatas atas keluaran dan pembuat perangkat lunak ChatGPT dapat memiliki kontrol lebih besar daripada operator."
Lanjut …..
