Dinilai melanggar nilai islam, Pemerintah Taliban di Afghanistan melarang perempuan untuk kuliah
Reaksi Dunia
Orang-orang di seluruh dunia marah dan sedih mendengar berita itu, dan banyak pemimpin dunia serta tokoh penting meminta Taliban untuk berubah pikiran.
Dalam sebuah tweet, mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, yang meninggalkan Kabul ketika Taliban mengambil alih, mengatakan bahwa kelompok itu bukanlah pemerintah yang sah dan menyandera "seluruh penduduk."
“Masalah pendidikan dan pekerjaan perempuan di negara ini sangat serius, menyedihkan, dan contoh paling jelas dan kejam dari apartheid gender di abad ke-21,” tulis Ghani. "Saya telah mengatakan berkali-kali bahwa jika seorang gadis belajar membaca dan menulis, dia mengubah kehidupan lima generasi yang akan datang, dan sebaliknya jika tidak, maka dia menghancurkan kehidupan lima generasi yang akan datang."
Hamid Karzai, mantan presiden Afghanistan lainnya, juga mengatakan bahwa dia "sangat menyesal" atas penangguhan tersebut. Dia menulis bahwa "pembangunan, populasi, dan kemampuan negara untuk mengurus dirinya sendiri bergantung pada pendidikan dan pelatihan setiap anak laki-laki dan perempuan di negeri ini."
Para pemimpin dan pejabat asing lainnya, seperti Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, dan Duta Besar AS untuk Afghanistan, Karen Decker, semuanya mengatakan hal serupa.
Anggota Kelompok Tujuh (G7) mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis bahwa mereka "mengutuk dengan keras" keputusan tersebut. Mereka juga mengatakan bahwa kebijakan Taliban terhadap perempuan "sangat mengganggu".
Baca juga: Pesugihan Monyet Putih, penglarisan pengusaha elektronik di kabupaten Bandung
Baca juga: Mengapa Ekspor Bauksit dilarang, bahan penting alumunium dan indsutri kimia
Pakistan, Qatar, dan Arab Saudi semua kementerian luar negeri – nya mengatakan mereka tidak setuju dengan keputusan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, misi PBB di Afghanistan mengatakan, "Jika setengah dari populasi tidak dapat berkontribusi pada masyarakat dan ekonomi dengan cara yang berarti, itu akan menjadi buruk bagi seluruh negara."
“Pendidikan adalah hak dasar setiap orang,” katanya. “Jika perempuan dan anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah menengah atau perguruan tinggi, itu bukan hanya pelanggaran hak mereka, tetapi juga merugikan masyarakat Afghanistan secara keseluruhan karena perempuan dan anak perempuan memiliki banyak hal untuk ditawarkan. sebuah masa depan."
Lanjut