header

Rekam Jejak Ujaran Kebencian Peneliti BRIN Prof Thomas Jamaluddin dan Andi Pangerang Hasanuddin, Muhammadiyah Tolak Restorative Justice

Selasa 02-05-2023 / 07:55 WIB


Rekam Jejak Ujaran Kebencian Peneliti BRIN Prof Thomas Jamaluddin dan Andi Pangerang Hasanuddin, Muhammadiyah Tolak Restorative Justice

Rekam Jejak Prof Thomas Jamaluddin

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, dikenal karena perselisihannya dengan organisasi Muhammadiyah sebelum namanya menjadi terkenal karena keterlibatannya dalam kasus ujaran kebencian di media sosial. Sebuah artikel berita 10 tahun lalu yang dimuat di media online Republika.co.id kembali diungkit oleh netizen.


Artikel berjudul "Muhammadiyah: Tuduhan Thomas Jamaluddin Tidak Mencerminkan Ilmuwan" itu dimuat pada 19 Juni 2013. Dalam tulisan itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan Thomas Djamaluddin yang saat itu masih menjadi peneliti di Lembaga Penerbangan Nasional. dan Antariksa (LAPAN), untuk tidak membuat pernyataan permusuhan terhadap Muhammadiyah.

Pernyataan dari pimpinan Muhammadiyah disampaikan oleh Prof KH Yunahar Ilyas yang menyatakan bahwa Thomas Djamaluddin telah berkali-kali menyerang Muhammadiyah karena mengumumkan awal bulan puasa dan Idul Fitri dengan metode wujudul hilal. “Ini bukan yang pertama atau kedua kalinya dia menyerang Muhammadiyah, jadi biarlah rakyat yang memutuskan siapa yang Tafarruq (memisahkan diri dari masyarakat) dan siapa yang mencoba memprovokasi masyarakat,” kata KH Yunahar dalam artikel tersebut.

Perselisihan antara Muhammadiyah dan Thomas Djamaluddin saat itu diketahui juga berawal dari postingan media sosial Thomas Djamaluddin. Menurut Thomas, wujudul hilal bukanlah soal doktrin, tapi soal ilmu karena rumusnya juga rumus astronomi. Dia juga berargumen bahwa para pembelanya tidak berdebat dengan logika ilmiah tetapi mendasarkan argumen mereka pada fanatisme organisasi.


×

Pernyataan Thomas Djamaluddin saat itu menuai protes, terutama dari kalangan Muhammadiyah. Menurut Muhammadiyah, pernyataan tersebut tidak membuat masyarakat lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan tetapi malah memprovokasi mereka. Pada tahun 2023, postingan media sosial Thomas Djamaluddin memicu konflik di media sosial, yang berujung pada ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan anggota ormas Muhammadiyah oleh peneliti BRIN lainnya, Andi Pangerang Hasanudin.

Lanjut ……

Sumber:

BERITA TERKAIT