header

Rekam Jejak Ujaran Kebencian Peneliti BRIN Prof Thomas Jamaluddin dan Andi Pangerang Hasanuddin, Muhammadiyah Tolak Restorative Justice

Selasa 02-05-2023 / 07:55 WIB


Rekam Jejak Ujaran Kebencian Peneliti BRIN Prof Thomas Jamaluddin dan Andi Pangerang Hasanuddin, Muhammadiyah Tolak Restorative Justice

Rekam Jejak Andi Pangerang Hasanuddin

Andi Pangerang Hasanuddin, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akhirnya ditangkap Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri) dan tiba di Jakarta pada Minggu (30/04/2023). Penangkapan Andi terkait kasus ujaran kebencian yang melibatkannya.


Andi Pangerang Hasanuddin diketahui menyebarkan ujaran kebencian menggunakan kata "pembunuhan" kepada warga Muhammadiyah menyusul perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H antara Muhammadiyah dengan pemerintah pusat. Hal itu akhirnya membuat Andi dilaporkan pimpinan Muhammadiyah ke Bareskrim Polri.

Kasus ujaran kebencian bermula ketika peneliti BRIN lainnya, Prof. Thomas Djamaluddin, mengunggah cuitannya dengan tulisan, “Anda (warga) Muhammadiyah, meskipun tetap saudara seiman, mitra diskusi lintas disiplin, kami menganggap Anda sebagai musuh bersama ketika datang. terhadap anti-TBC (takhayul, bid'ah, dan klaim yang tidak terbukti) dan sains progresif yang masih ego-sektarian." tulis Prof. Thomas mengomentari perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H. Tweet tersebut viral dan dianggap ujaran kebencian dari seorang akademisi dan peneliti di lembaga penelitian terbesar di Indonesia itu.

Tak hanya Thomas, Andi Pangerang juga menulis ujaran kebencian dengan kata-kata "pembunuhan". Ia bahkan menyebut Muhammadiyah disusupi oleh ideologi tertentu dan mengancam akan membunuh anggota Muhammadiyah.


×

“Perlukah saya menghalalkan darah seluruh Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi oleh Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak omong kosong memang! komentar dengan ancaman pembunuhan! Saya siap masuk penjara. Saya lelah melihat perselisihan kalian," tulis Andi di kolom komentar postingan Prof Thomas, Minggu (23/04/2023) lalu.

Komentar Andi ini kemudian diketahui Rektor Muhammadiyah Jakarta, Ma'mun Murod. Tak terima dengan pernyataan Andi, Ma'mun kemudian mengunggah tangkapan layar komentar Andi di postingan Prof Thomas di Twitter @mamunmurod_ miliknya. Dia juga menandai pejabat tinggi di negara itu dan mempertanyakan kredibilitas para peneliti BRIN yang menyebarkan ujaran kebencian ini.***

Sumber:

BERITA TERKAIT