Klampis Ireng Ponorogo: Mitos, Penghuni Mistis, dan Keunikan Masyarakat!
BURUHTINTA.co.id - Klampis Ireng, yang terletak di Dusun Krajan, Desa Sragi, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, telah lama menjadi pusat perhatian masyarakat setempat. Tempat ini dipercaya sebagai petilasan milik Kiai Ismoyo atau Semar, dan menjadi tempat tinggal kerajaan besar yang dipimpin oleh Eyang Ismoyo.
Dalam pandangan masyarakat Ponorogo, Klampis Ireng dianggap sebagai titik pusat mistik yang memikat. Budayawan Ponorogo, Gondo Puspito, menjelaskan bahwa banyak mitos yang masih kuat dipercaya oleh masyarakat setempat. Salah satunya adalah kehadiran penghuni Klampis Ireng pada perayaan Grebeg Suro. Banyak yang merasakan kehadiran mereka di tengah-tengah penonton atau bahkan berpartisipasi sebagai penari di panggung Grebeg Suro.
Gondo mengungkapkan bahwa hal-hal mistis ini masih sangat diyakini oleh masyarakat hingga saat ini. Banyak orang melaporkan melihat penghuni Klampis Ireng saat perayaan dan merasakan kehadiran mereka seolah-olah menghilang saat penutupan Grebeg Suro. "Pada malam pembukaan dan malam-malam lainnya, sering terdengar suara pagelaran wayang di petilasan Klampis Ireng. Namun, saat dicari-cari, tidak ada siapa pun yang sedang memainkan wayang di dalam petilasan," tambah Gondo.
Sebagai contoh, Gondo juga menceritakan pengalaman seorang dalang yang diminta untuk memainkan wayang di petilasan Eyang Ismoyo. Namun, sang dalang dilarang mengeluarkan tokoh Semar. Ketika pentas dimulai, sang dalang merasa waktu berhenti dan pagi tak kunjung tiba. Akhirnya, sang dalang terpaksa mengeluarkan tokoh Semar, dan setelah itu acara selesai. Menakjubkannya, sang dalang diberi rimpang kunir dan saat tiba di rumah, rimpang kunir tersebut berubah menjadi batang emas.
Selain itu, ada juga pantangan-pantangan yang harus diperhatikan oleh para pengunjung Klampis Ireng agar tidak menimbulkan malapetaka bagi diri mereka sendiri. Misalnya, dilarang berkata kasar dan tidak boleh mengenakan batik poleng kawung atau semar. Hal ini disinyalir dapat menyamai kebesaran Eyang Ismoyo.
Gondo juga menjelaskan sejarah Klampis Ireng. Ponorogo memiliki dua tempat sakral yang menjadi tempat para roh leluhur, yaitu Nyi Korek di sekitar Alun-Alun Ponorogo dan petilasan Eyang Ismoyo. Klampis Ireng dianggap sebagai pusat mistik dan hanya ada di Ponorogo. Semar dihormati sebagai pemomong dan botoro paling tua.
Nama "Klampis Ireng" sendiri berasal dari pohon klampis berwarna hitam***