Renungan 2 Samuel 22:1-7: Seruan Daud yang Kuat dalam Kesesakan
BURUHTINTA.co.id - Dalam pasal ini, Daud mengungkapkan seruannya kepada Tuhan setelah dilepaskan dari cengkeraman musuh-musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Daud menyatakan keyakinannya bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan, penyelamat, dan kota benteng bagi dirinya. Dalam kesesakannya, Daud berseru kepada Tuhan dengan segenap hati, jelas dan terperinci, disertai dengan seruan dan air mata.
Dalam Alkitab, banyak contoh seruan atau berteriak kepada Tuhan yang mendapatkan respons dan pertolongan-Nya. Seruan umat Tuhan saat berada dalam perbudakan di Mesir dipenuhi oleh Tuhan dengan memberikan kelepasan dan tanah perjanjian. Seruan Hana untuk mendapatkan seorang anak dijawab oleh Tuhan dengan memberikan Samuel, seorang Nabi Besar. Bartimeus, pengemis buta di Yerikho, berseru kepada Tuhan dan mendapatkan kesembuhan dan penyelamatan.
Seruan Daud kepada Tuhan dalam pasal ini adalah perlindungannya dalam menghadapi kesesakan hidup. Daud datang kepada Tuhan dengan berseru, menunjukkan keyakinannya yang kuat bahwa Tuhan adalah sumber pertolongan. Tuhan mendengar seruan Daud dari bait-Nya dan menyelamatkannya. Daud menggambarkan Allah sebagai bukit batu, kubu pertahanan, tempat berlindung, perisai, kota benteng, dan penyelamat dari kekerasan.
Dalam pesan dan refleksi dari kotbah ini, kita diajak untuk belajar dari seruan Daud. Sebagai umat kesayangan Allah, kita harus mengikuti teladan Daud dalam berseru kepada Tuhan dalam setiap situasi hidup kita. Seruan kita kepada Tuhan haruslah dilakukan dengan kesungguhan hati, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kita percaya bahwa Tuhan adalah Mahatahu dan Mahadengar, dan seruan kita akan didengar-Nya. Seruan yang kuat dilakukan dengan keyakinan kepada Tuhan, yang mengenal kita melalui iman kita kepada Yesus Kristus.
Selain itu, kita juga diajak untuk bersyafaat bagi orang lain. Doa adalah menyatakan kebutuhan kita kepada Tuhan, sedangkan syafaat adalah menyatakan kebutuhan orang lain kepada Tuhan. Melalui syafaat, kita dapat mendoakan kebutuhan orang lain dan Tuhan akan menjawab doa kita. Fondasi syafaat adalah roh belas kasihan yang timbul dari keintiman pribadi dengan Tuhan. Kita juga diajak untuk melakukan invasi dalam doa kita, yaitu menyerang dan merebut wilayah kekuasaan musuh, dengan menggunakan senjata yang diperlengkapi oleh kuasa Allah.
Renungan dari pasal ini mengajarkan kita untuk berseru kepada Tuhan dalam segala situasi hidup kita. Seruan yang kuat dan tulus akan didengar oleh Tuhan, dan Dia akan menyelamatkan kita dari kesesakan dan memberikan pertolongan-Nya.***