Situs Judi Online Menyusup ke Situs Pemerintah dan Kampus: Mengungkap Alasan dan Dampaknya
BURUHTINTA.co.id - Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Cyber CISSReC, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2022, pemerintah telah mendeteksi penyusupan situs judi online ke situs pemerintah dan pendidikan di Indonesia. Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hingga Februari 2023, terdapat 454 situs pemerintah dan 221 situs pendidikan yang telah disusupi oleh situs judi online.
Pratama menjelaskan bahwa pemilik situs judi online melakukan tindakan ini sebagai langkah jaga-jaga ketika situs utama mereka diblokir oleh Kominfo. Meskipun belum semua situs judi online berhasil ditutup, tindakan ini mendorong para pemilik situs judi online untuk mencari cara agar situs mereka tetap berjalan. Mereka menyusup ke situs pemerintah dan pendidikan dengan memindahkan atau membuat situs mirroring di website tersebut.
Alfons Tanujaya, seorang pakar keamanan siber dari Vaksincom, menjelaskan bahwa para pelaku pencurian ini mencari kelemahan dalam situs-situs tersebut. Mereka memanfaatkan kelemahan tersebut untuk menyisipkan halaman promosi judi. Pratama menambahkan bahwa pemilik situs judi online menjaga situs utama mereka dengan memberikan informasi link judi online kepada anggota mereka melalui WhatsApp.
Motif para pemilik situs judi online menyerang situs pemerintah dan kampus adalah karena mereka dianggap lebih aman dan jarang diperiksa keamanan sibernya. Pratama menyatakan bahwa masih banyak perguruan tinggi yang kurang peduli dengan keamanan siber aset digital mereka sendiri. Beberapa kriteria situs yang rentan terhadap serangan hacker atau penyusupan situs judi online adalah situs yang jarang diperiksa secara berkala oleh tim admin.
Menyikapi masalah ini, Pratama menekankan perlunya pembentukan Cyber Security Incident Response Team (CSIRT) di setiap lembaga negara, kementerian, dan institusi pendidikan untuk mengurangi serangan siber. CSIRT perlu aktif dalam mencari ancaman yang ada di sistem, melakukan threat hunting, dan jika memungkinkan, mengumpulkan intelijen ancaman siber.
Alfons Tanujaya menyarankan pihak berwenang untuk menelusuri alamat pendaftaran dan melacak nomor WhatsApp serta nomor rekening yang digunakan oleh para pelaku situs judi online. Kerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dapat membantu dalam melacak aliran uang yang terkait dengan judi online.
Pratama menyarankan pemerintah untuk memerintahkan setiap lembaga untuk memeriksa apakah situs mereka telah disusupi oleh situs judi online. Kominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) juga harus bekerjasama dalam memberikan informasi dan himbauan kepada lembaga terkait untuk menindaklanjuti situs yang telah disusupi. Masyarakat juga dapat membantu dengan melaporkan temuan mereka melalui akun media sosial lembaga terkait.
Penyusupan situs judi online ke situs pemerintah dan kampus merupakan masalah serius yang memerlukan langkah-langkah proaktif dalam meningkatkan keamanan siber. Dengan kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, diharapkan situasi ini dapat segera teratasi dan keamanan siber dapat ditingkatkan.***