BI Milik Siapa? Pemahaman tentang Pemilik Sebenarnya di Balik Alat Tukar Negara-Negara Dunia
BURUHTINTA.co.id - Mata uang kertas adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Di hampir semua negara di dunia, orang-orang menggunakan mata uang kertas sebagai alat tukar untuk berbagai transaksi. Namun, tahukah kita bahwa mata uang kertas yang kita pegang bukanlah semata-mata terbitan pemerintah setempat? Di baliknya, tersembunyi kisah yang mungkin jarang diketahui oleh kebanyakan orang: hak monopoli penerbitan uang kertas sebagian besar diberikan kepada perusahaan-perusahaan swasta yang menamakan diri mereka sebagai "bank sentral".
Sejarah panjang penerbitan mata uang kertas dimulai dengan banyak bank swasta yang menerbitkan nota bank sebagai alat tukar. Inggris memainkan peran penting dalam transformasi ini dengan berdirinya Bank of England, yang merupakan bank sentral pertama di dunia. Melalui perubahan-perubahan sejarah, hak untuk menerbitkan uang kertas kemudian dikonsolidasikan dan diberikan hanya kepada satu entitas, yaitu bank sentral.
Namun, disayangkan bahwa sebagian besar orang tidak menyadari bahwa bank sentral, meskipun sering memiliki nama-nama yang berbau nasionalisme sesuai dengan negara masing-masing, sebenarnya dimiliki oleh entitas swasta. Sebagai contoh, mari kita lihat Federal Reserve Amerika Serikat, yang bertanggung jawab atas penerbitan dolar AS. Saham terbesar Federal Reserve dimiliki oleh dua bank besar, Citibank dan Chase Manhattan, dengan sejumlah bank komersial lainnya memiliki porsi saham yang lebih kecil. Bahkan pada tahun 1983, hanya 10 bank komersial yang menguasai 66% saham Federal Reserve AS, sementara sisanya tersebar di antara bank lain.
Ironisnya, pengambilalihan saham oleh beberapa bank besar ini memiliki dampak signifikan pada pengambilan keputusan di dalam bank sentral. Sebuah contoh yang menonjol adalah Federal Reserve Bank of New York, yang memiliki peran penting dalam menetapkan kebijakan dan operasi keseluruhan Federal Reserve AS. Nyatanya, bank-bank yang secara langsung dikontrol oleh 'London Connection', seperti Bank of England yang dikuasai oleh keluarga Rothschild, memiliki pengaruh yang kuat terhadap operasionalnya.
Kejadian serupa juga terjadi di negara lain. Bank-bank sentral yang seolah-olah beroperasi sebagai entitas nasional, pada kenyataannya dimiliki oleh individu atau kelompok swasta. Sebagai contoh, Bank of England, meskipun terletak di Inggris, dimiliki oleh keluarga Rothschild. Bahkan Deutsche Bank, yang berbasis di Jerman, memiliki kepemilikan oleh keluarga Siemens dan Ludwig Bumberger.
Fakta bahwa bank-bank sentral sebagian besar dimiliki oleh keluarga atau individu tertentu mengundang pertanyaan tentang seberapa independen mereka dalam mengambil keputusan kebijakan moneter. Keterkaitan antara pemilik bank-bank sentral dan kebijakan yang mereka putuskan dapat menjadi titik perdebatan penting dalam konteks stabilitas ekonomi dan keadilan sosial.
Ketika kita merenung tentang mata uang kertas yang kita pegang setiap hari, penting untuk lebih memahami latar belakang sejarah dan kepemilikan di balik alat tukar ini. Kesadaran akan kenyataan bahwa bank-bank sentral, entitas yang memiliki peran krusial dalam mengatur kebijakan moneter suatu negara, sering kali dimiliki oleh sejumlah individu atau kelompok, dapat mendorong pertanyaan yang lebih mendalam tentang transparansi, keadilan, dan independensi dalam sistem keuangan global yang kompleks.
Lanjut …….