Gus Rian Jombang: Transformasi Menjadi Dai Muda Hingga Menjadi Sumber Inspirasi
Sebagai seorang siswa di salah satu Madrasah Aliyah di Kabupaten Jombang, Gus Rian harus bijaksana dalam mengatur waktu antara berceramah, bersekolah, dan istirahat. Ia belajar untuk menjalani rutinitas yang padat dengan baik.
"Nah, termasuk masalah yang harus membuat saya pintar atur jadwal, kadang saya minta tugas yang sebelum pandemi sudah saya kerjakan secara online disaat di jalan, di mobil, atau waktu ceramah. Beruntung banyak yang membantu saya dalam hal belajar. Jadi harus pintar atur waktu, kadang waktu istirahat pun terganggu karena saya harus menemui jamaah saya yang meminta pertolongan atau solusi," jelasnya.
Tidak hanya berfokus pada berdakwah, Gus Rian juga menjadi tempat curhat bagi para jamaahnya ketika mereka memiliki masalah dalam kehidupan mereka. Selain itu, ia juga memberikan bantuan spiritual dan pengobatan bagi mereka yang membutuhkannya.
"Ngaji dan ceramah selalu saya lakukan dan itu sebuah ilmu yang harus saya gali terus. Tapi saya juga perdalam ilmu hikmah untuk memberikan pengobatan kepada yang membutuhkan. Selagi saya bisa, ibaratnya saya kesampingkan masalah saya dan mengutamakan solusi untuk masalah jamaah," tutupnya.
Perjalanan inspiratif Gus Rian mengajarkan bahwa semangat, kemauan untuk berubah, dan tekad untuk bermanfaat bagi orang lain dapat mengubah takdir seseorang. Dari seorang anak cerewet di sekolah dasar hingga menjadi seorang dai muda yang berpengaruh, Gus Rian telah membuktikan bahwa setiap individu dapat menjadi sumber inspirasi dan manfaat bagi dunia di sekitarnya.
Nama Gus Rian semakin dikenal sebagai sosok pendakwah muda yang mampu menyampaikan pesan-pesan agama dengan gaya unik, agamis, dan penuh humor. Berawal dari perjalanan dakwahnya sejak usia belia, Rian Adji Prasetya, panggilan akrabnya "Gus Rian," telah menjadikan dirinya sebagai inspirasi bagi banyak kalangan, terutama di Jombang.
Bakat Berdakwah Sejak Usia Dini
Gus Rian, yang kini berusia 16 tahun, ternyata telah memiliki minat dalam berdakwah sejak duduk di kelas 3 SD. Meski tidak secara formal belajar, Rian belajar otodidak dan melalui pengalaman langsung. "Untuk yang mengajari, sebenarnya sih otodidak mas," ungkapnya. Guru SD-nya, Tutik Kadarwati, mengamati ciri khasnya sejak dini, di antaranya kemampuannya berbicara dengan gaya bawel dan humor.
Lanjut …….
