Dr. Dewi Inong Irana Mengungkap Realitas Kelam Pasien LGBT dalam Kliniknya: Kisah yang Menyentuh dan Menyadarkan
Dr. Dewi Inong Irana, seorang dokter spesialis kelamin yang berpengalaman, telah menjadi sosok yang memperjuangkan hak dan perlindungan kesehatan bagi semua pasien, tanpa memandang orientasi seksual mereka. Melalui wawancara yang diadakan pada tanggal 2 Juni 2022 di kanal YouTube "Macan Idealis," Dr. Dewi Inong Irana membuka tabir seputar kenyataan mencekam yang dihadapi oleh pasien LGBT yang telah ia rawat dalam salah satu kliniknya.
Kisah Mencerahkan tentang Dr. Dewi Inong Irana
Sebelum kita menggali lebih dalam mengenai pengakuan Dr. Dewi Inong Irana, mari kita kenali lebih dulu sosok beliau. Dr. Dewi Inong Irana lahir pada tahun 1962, mengalami masa kecil yang penuh cobaan. Kedua orang tuanya bercerai, dan ia tinggal bersama ibunya. Meski dihadapkan pada situasi keluarga yang sulit, Dewi Inong Irana tetap gigih dan tekun mengejar pendidikannya.
Ia melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1982, bahkan meski dalam kondisi ekonomi yang terbatas. Selama kuliah, ia bekerja di Bursa Kedokteran Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sebagai bentuk kerja keras dan ketekunannya.
Pada tahun 1987, Dr. Dewi Inong Irana berhasil menyelesaikan pendidikan kedokterannya di UI dengan tepat waktu. Setelah lulus, ia menjalani karier dokternya dengan bekerja di berbagai tempat, termasuk di daerah Maros, Sulawesi Selatan, dan Madiun, Jawa Timur. Selama puluhan tahun berpraktik sebagai seorang dokter, ia telah merawat banyak pasien dengan berbagai penyakit kelamin, termasuk sifilis dan HIV. Banyak dari pasiennya yang terlibat dalam perilaku berisiko, seperti berzina dan hubungan sesama jenis.
Saat ini, Dr. Dewi Inong Irana memiliki praktik di RSIA Restu Kasih di Kramat Jati, Jakarta Timur, RS Hermina Galaxy, dan RS Permata Cibubur di Kota Bekasi. Ia telah menjalani perjalanan yang menginspirasi dan penuh pengorbanan untuk mencapai posisinya saat ini sebagai seorang ahli di bidang kedokteran kelamin.
Lanjut ……………..
