Kisah Pilu Remaja Perempuan Korban Penganiayaan dan Perampokan di Mojokerto: Muka Lebam setelah Pertemuan dengan Orang yang Dikenal di Facebook
Mojokerto, 22 Oktober 2023 - Sebuah kisah pilu muncul di Desa Jabung, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto, ketika seorang remaja perempuan menjadi korban penganiayaan dan perampokan setelah pertemuan dengan seseorang yang dikenal melalui media sosial Facebook. Peristiwa tragis ini menggemparkan warga setempat dan memunculkan keprihatinan terhadap keselamatan remaja di era digital.
Kejadian ini terjadi pada Minggu, 22 Oktober 2023, sekitar pukul 13.00 WIB. Korban, seorang remaja perempuan berhijab yang diidentifikasi dengan inisial ST, berasal dari Dusun Kletek, Desa Baureno, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto. Modus operandi pelaku adalah mengajak korban untuk bertemu di wilayah hutan.
Menurut informasi yang beredar, korban telah berkomunikasi dengan pelaku melalui akun Facebook sebelum pertemuan tersebut. Seorang saksi yang merekam kejadian tersebut mengunggah video berdurasi 30 detik ke grup Facebook Info Lantas Mojokerto (ILM) dengan pertanyaan, "Jenenge sampean sopo (nama kamu siapa)," kepada korban.
Dalam video tersebut, remaja perempuan tersebut menjawab bahwa namanya adalah ST dan mengaku sebagai warga Kletek. Mata sebelah kirinya tampak lebam, menunjukkan tanda-tanda penganiayaan yang dialaminya.
Akun Facebook yang mengunggah video tersebut dengan nama "Mas Oo NK" memastikan bahwa kejadian tersebut terjadi di wilayah Desa Jabung, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto, dan korban berasal dari Dusun Kletek, Desa Baureno. Pelaku, yang dikenal melalui Facebook, diduga membawa korban ke wilayah hutan sebelum melakukan tindakan kekerasan dan merampok.
Kepolisian setempat telah merespons kejadian ini dengan cepat. Menurut pemilik akun "Mas Oo NK," setelah melaporkan kejadian tersebut, empat anggota kepolisian segera mendatangi lokasi kejadian. Langkah-langkah penyelidikan sedang dilakukan untuk mengungkap identitas dan menangkap pelaku yang terlibat dalam peristiwa tragis ini.
Kisah pilu ST menjadi peringatan bagi kita semua tentang risiko pertemuan dengan orang yang dikenal di media sosial, serta perlunya lebih banyak kesadaran dan tindakan pencegahan untuk menjaga keamanan dalam berinteraksi secara daring. Semoga kasus ini dapat memberikan pelajaran berharga dan menginspirasi upaya perlindungan bagi remaja di era digital.
