Apa Arti Carok Madura: Ritual Pemulihan Harga Diri dengan Senjata Tajam dan Filosofi Celurit
Setelah Belanda meninggalkan Madura, budaya carok dan penggunaan celurit tetap bertahan. Masyarakat Madura meyakini bahwa tradisi tersebut merupakan warisan leluhur mereka tanpa menyadari peran propaganda Belanda. Sebelum memutuskan carok, orang yang merasa harga dirinya terlukai memberikan peringatan secara kekeluargaan kepada si pembuat masalah. Hanya setelah tiga kali peringatan yang baik-baik, mereka akan menggunakan celurit untuk mengajak carok sebagai upaya mempertahankan harga diri.
Beberapa pandangan menyebutkan bahwa carok pada awalnya merupakan bentuk permainan pentas dalam masyarakat Madura tradisional. Pentas tersebut diadakan seperti teater arena, diiringi alat musik tradisional "saronen". Pendapat lain menyatakan bahwa carok adalah bentuk duel sadar untuk menguji ketinggian ilmu seseorang. Dalam pandangan ini, carok dilakukan dengan sengaja untuk membuktikan kemampuan dan ilmu seseorang yang setara. Meskipun ada berbagai pandangan, carok tetap menjadi fenomena yang mencerminkan kompleksitas budaya dan sejarah masyarakat Madura.***