Nonton Film Dirty Vote karya Zainal Arifin Mochtar, Dandhy Laksono & Bivitri Susanti: Ringkasan dan Link Youtube
Dirty Vote: Ekspos Kecurangan Pemilu dan Ancaman Demokrasi
Film dokumenter baru yang berjudul "Dirty Vote" menjadi sorotan publik seiring dengan tayang perdana di akun YouTube Dirty Vote pada Minggu ini. Film ini tidak hanya menjadi saksi bisu atas proses pemilu yang kontroversial, tetapi juga mengungkap berbagai kecurangan yang terjadi serta potensi ancaman terhadap demokrasi di Indonesia.
Dalam film ini, tiga ahli hukum tata negara, yakni Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar, memberikan paparan mendalam tentang bagaimana kekuasaan telah dimanipulasi untuk mempengaruhi hasil pemilu, bahkan hingga merusak tatanan demokrasi. Mereka menggambarkan betapa instrumen kekuasaan telah dikerahkan untuk mempertahankan status quo, sering kali dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi dan nilai-nilai konstitusi.
Bivitri Susanti, salah satu narasumber dalam film tersebut, menjelaskan bahwa "Dirty Vote" bukan sekadar merekam peristiwa, tetapi juga menjadi sejarah perihal kerusakan demokrasi di Indonesia. Ia menyoroti pentingnya melihat pemilu tidak hanya sebagai sebuah proses perhitungan suara, tetapi juga sebagai bagaimana seluruh proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.
Selain itu, Feri Amsari menekankan bahwa esensi dari pemilu adalah rasa cinta tanah air. Menurutnya, membiarkan kecurangan dalam pemilu sama saja dengan merusak bangsa Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa kekuasaan memiliki batas, dan bahwa penggunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok merupakan tindakan yang tidak dapat diterima dalam negara hukum yang demokratis.
Dokumenter "Dirty Vote" disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono, yang sebelumnya telah menghasilkan beberapa film dokumenter yang kritis terhadap berbagai aspek politik di Indonesia. Film ini menjadi tontonan yang reflektif di masa tenang pemilu, dan diharapkan dapat mengedukasi publik tentang pentingnya menjaga integritas dan transparansi dalam proses demokrasi.
Lanjut ………