Kuba Memanggil Diplomat Amerika: Protes, Pertikaian, dan Tudingan Campur Tangan
Buruhtinta.co.id - Kementerian Luar Negeri Kuba telah mengambil langkah tegas dengan memanggil diplomat tinggi Amerika Serikat di negara tersebut menyusul aksi protes yang terjadi pada hari Minggu. Demonstrasi ini dipicu oleh pemadaman listrik berjam-jam dan kekurangan pangan yang melanda beberapa lokasi di seluruh pulau, termasuk kota terbesar kedua, Santiago.
Dalam konfrontasi diplomatik yang memanas, Kementerian Luar Negeri Kuba menuduh kedutaan besar Amerika di Havana mencoba memicu pemberontakan anti-pemerintah yang lebih luas, serta mencampuri urusan dalam negeri Kuba. Pasalnya, pemerintah AS telah menegaskan dukungannya terhadap hak asasi manusia para pengunjuk rasa dan mendesak pemerintah Kuba untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Pertemuan antara Kuasa Usaha Amerika, Benjamin Ziff, dan Wakil Menteri Luar Negeri Kuba, Carlos Fernandez de Cossio, menjadi ajang untuk menyampaikan penolakan keras terhadap perilaku intervensi pemerintah AS dan pesan-pesan fitnah yang disampaikannya.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa tuduhan campur tangan dari pihak mereka adalah tidak beralasan. Namun, konflik ini semakin menggarisbawahi ketegangan antara dua negara yang hubungannya masih tegang, terutama sejak Joe Biden menjabat sebagai Presiden AS pada tahun 2021.
Kementerian Luar Negeri Kuba juga mengulangi tuduhan lama mereka terhadap embargo dan sanksi AS yang mereka anggap sebagai upaya untuk memiskinkan rakyat Kuba dan mengganggu stabilitas negara.
Protes pada hari Minggu, meskipun diakui sebagai aksi yang "terhormat" oleh pejabat Kuba, menandai salah satu protes terbesar yang terjadi sejak Oktober 2022. Namun, pemerintah Kuba tampaknya menghadapi situasi ini dengan tenang, meskipun memperkirakan pemadaman listrik akan berlanjut sepanjang minggu ini.
Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel, turut menyalahkan Washington atas situasi ini, menuduh politisi dan jaringan teroris dari Florida Selatan sebagai dalang di balik unjuk rasa tersebut.
Meskipun demikian, negara Kuba tetap berada dalam ketenangan pada hari Senin, meskipun tantangan seperti pemadaman listrik yang masih parah diprediksi akan terus berlanjut.***