header

Snouck Hurgronje Sang Antropolog Sontoloyo: Belajar Literatur dan Budaya Arab untuk menghajar Indonesia

Rabu 12-06-2024 / 12:16 WIB


Snouck Hurgronje Sang Antropolog Sontoloyo: Belajar Literatur dan Budaya Arab untuk menghajar Indonesia

Seeking Arabs but Looking at Indonesians: Snouck Hurgronje’s Arab Lens on the Dutch East Indies" oleh Kevin W. Fogg

Christiaan Snouck Hurgronje (1857-1936) pada hakikatnya adalah seorang Arabis, dia bukan seorang sarjana Asia Tenggara atau bahkan Islam di Hindia Belanda. Pengaruh Arab terlihat dalam karya awalnya tentang Hijaz dan dalam penelitiannya kemudian untuk pemerintah kolonial Belanda. Khususnya, karyanya yang berjudul "The Acehnese" menunjukkan pendekatan perbandingan yang menyeluruh, kadang-kadang melampaui fokus Asia Tenggara, dan selalu lebih memihak pada ortodoksi Arab. Dia melihat orang Indonesia sebagai Muslim yang rendah, dan menganggap praktik budaya asli mereka sebagai non-Islam. Penting untuk mengingat lensa Arab Snouck Hurgronje ketika menilai karyanya dan warisannya.

  1. Latar Belakang sebagai Arabis: Snouck Hurgronje pada dasarnya dilatih sebagai seorang Arabis, dan perspektif ini mempengaruhi pandangan dan tulisannya tentang Islam di Asia Tenggara. Karya awalnya berfokus pada Hijaz dan Haji, dan dia melakukan studi mendetail di Mekah dengan menyamar sebagai orang Arab.
  2. Dampak pada Studi Indonesia: Meskipun dia dikenal sebagai sarjana Islam Indonesia, latar belakang dan pengalamannya sangat berakar pada budaya Arab. Latar belakang ini membuatnya memandang Muslim Indonesia melalui lensa Arab-sentris, sering kali menganggap mereka lebih rendah dalam praktik Islam dibandingkan dengan rekan-rekan Arab mereka.
  3. Pendekatan Komparatif: Karya Snouck Hurgronje, seperti "The Acehnese," menunjukkan pendekatan komparatif yang sering menyoroti apa yang dia anggap sebagai kekurangan dalam praktik Islam orang Indonesia. Dia cenderung lebih menyukai ortodoksi Arab dan melihat praktik budaya Indonesia sebagai penyimpangan dari Islam yang sebenarnya.
  4. Pengaruh Kebijakan: Snouck Hurgronje memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan kolonial Belanda di Hindia Belanda. Tulisan dan perannya sebagai penasihat membentuk pandangan dan cara Belanda mengelola subjek Muslim mereka.
  5. Bias dalam Pengamatan: Pengamatannya dalam karya-karya seperti "Mekka in the Latter Half of the Nineteenth Century" mengungkapkan bias implisit. Dia sering menggambarkan orang Asia Tenggara (disebut Jâwah) dengan cara yang menekankan inferioritas mereka dalam hal agama dan intelektual dibandingkan dengan orang Arab.
  6. Bias Arab: Sepanjang kariernya, Snouck Hurgronje mempertahankan hubungan dekat dengan Muslim Arab dan sangat bergantung pada mereka untuk memahami Islam, sering kali mengabaikan perspektif asli Indonesia.

Poin-poin ini menyoroti orientasi Arabis Snouck Hurgronje yang kuat dan implikasinya terhadap karyanya tentang Islam di Hindia Belanda, menunjukkan preferensi yang jelas untuk interpretasi dan praktik Islam Arab.

Sumber:

BERITA TERKAIT