header

Pesugihan Gunung Lawu dan Kawi: Mengungkap Mitos dan Praktik Mistis di Balik Destinasi Wisata Bersejarah

Jumat 23-08-2024 / 14:39 WIB


Pesugihan Gunung Lawu dan Kawi: Mengungkap Mitos dan Praktik Mistis di Balik Destinasi Wisata Bersejarah

Di balik keindahan alam Gunung Lawu dan Kawi yang memukau, terdapat kisah-kisah gelap yang hingga kini masih menghantui. Dua gunung ini, yang seharusnya menjadi destinasi wisata favorit, justru diselimuti oleh mitos pesugihan yang menyeramkan. Bayangkan, tempat yang seharusnya menjadi tempat pelarian dari hiruk-pikuk kota, malah menjadi tempat pencarian kekayaan dengan cara-cara yang tidak masuk akal!

Gunung Lawu dan Kawi dikenal luas di masyarakat bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena aura mistis yang melekat. Beragam cerita tentang orang-orang yang datang bukan untuk menikmati pemandangan, melainkan untuk mencari sekutu dari alam gaib demi mempercepat keinginan duniawi mereka, terus bergulir. Ya, mereka datang untuk melakukan pesugihan! Ritual mistis ini dilakukan dengan harapan mendapatkan kekayaan instan, namun dengan bayaran yang tidak main-main—tumbal nyawa dari anggota keluarga!


Mitosnya, dua gunung ini adalah pusat berkumpulnya makhluk astral. Para pelaku pesugihan datang dengan sesajen yang tak lazim, mulai dari dupa, ayam cemani, kembang warna-warni, hingga sesembahan paling berharga. Mereka melakukan ritual yang menantang nalar, seperti semedi di gua-gua terpencil di kaki Gunung Lawu, menunggu sampai didatangi makhluk astral yang konon bisa mengabulkan keinginan mereka. Namun, ada harga yang harus dibayar, dan itu sering kali terlalu mahal.

Bagaimana tidak? Di kalangan masyarakat, dipercaya bahwa setiap keinginan yang dikabulkan melalui pesugihan akan menuntut balasan berupa tumbal nyawa. Jika tidak, kekayaan yang telah diperoleh akan lenyap secepat kilat. Sebuah harga yang mengerikan untuk sebuah ambisi duniawi, bukan?

Yang lebih mencengangkan lagi, lima mahasiswa dari sebuah universitas terkemuka bahkan telah melakukan penelitian tentang praktik-praktik mistis ini. Hasilnya? Banyak laporan tentang pengalaman "tak biasa" yang dialami para pengunjung, mulai dari mendengar suara-suara aneh hingga melihat sosok-sosok yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Ini bukan sekadar cerita horor semata; ini adalah realita yang masih dipercaya oleh banyak orang hingga saat ini.


×

Wawancara dengan kerabat dari pelaku pesugihan memperkuat fakta bahwa ritual ini memang menghasilkan apa yang diinginkan. "Setelah melakukan ritual, seminggu kemudian, keinginan itu benar-benar terwujud. Mau dibilang halusinasi atau apa, yang jelas buktinya ada," ungkap salah satu narasumber dengan nada serius.

Tak hanya itu, masyarakat sekitar bahkan percaya bahwa puncak Gunung Lawu yang disebut Pringgodani adalah tempat sakral di mana Prabu Brawijaya, seorang petapa sakti dengan ilmu kebal dan kanuragan, pernah bertapa. Tempat ini kini menjadi tujuan bagi mereka yang ingin "bertransaksi" dengan kekuatan gaib.

Jadi, apakah Anda masih berani mengunjungi Gunung Lawu dan Kawi hanya untuk menikmati pemandangan? Atau mungkin Anda penasaran dan tertarik untuk merasakan langsung aura mistis yang konon bisa mengubah hidup Anda—tentu saja, dengan konsekuensi yang tak main-main. Pesugihan, sebuah praktik yang membuktikan bahwa manusia bisa melakukan apa saja demi ambisi, meski harus bertaruh dengan nyawa orang yang mereka cintai.***

TAG:
Sumber: