header

Mengejutkan! Very Ivandi Sinaga Mahasiswa Unnes Gantung Diri, Tinggalkan Surat Tragis: "Aku Produk Gagal, Tolong Benci Aku Seumur Hidup!"

Sabtu 05-10-2024 / 11:17 WIB


Mengejutkan! Very Ivandi Sinaga Mahasiswa Unnes Gantung Diri, Tinggalkan Surat Tragis:

Tragedi memilukan kembali menghantam dunia pendidikan Indonesia! Very Ivandi Sinaga, mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya di Semarang, Jawa Tengah. Kematian ini menggemparkan publik, terutama setelah isi surat terakhirnya yang menyayat hati terungkap. Dalam pesannya, Very menulis kalimat yang begitu mengejutkan dan menyedihkan, “Aku produk gagal, tolong benci aku seumur hidup!”

Sontak, kabar tragis ini beredar luas di media sosial setelah akun Twitter @folkshittmedia membagikan berita duka tersebut. "Gerita hari ini. Diduga karena terlilit pinjol, seorang mahasiswa Unnes Semarang tewas gantung diri," tulis akun @husain_fai49875 yang memposting foto jasad Very tergantung di pintu kamar kosan. Namun, spekulasi liar pun bermunculan, termasuk rumor bahwa Very Sinaga bunuh diri karena kalah bermain crypto atau judi online.


Tak kalah mengejutkan, akun Twitter yang mengaku sebagai teman kuliah Very, @rchx13004, membantah tegas rumor pinjaman online. “Keluarga dia mampu, UKT dia aja golongan tertinggi, kos dia AC-an, dan dia main crypto. Dari awal kuliah udah kelihatan sukses, bahkan semester ini UKT dia dibayar lunas,” tulisnya.

Namun, kenyataan di balik kematian Very Sinaga justru lebih gelap dari yang dibayangkan. Sebelum mengakhiri hidupnya, mahasiswa jurusan Teknik Informatika ini menulis sepucuk surat penuh keputusasaan yang ditujukan kepada orang tuanya. Dalam suratnya, Very menyampaikan rasa terima kasih atas cinta yang diberikan selama 20 tahun hidupnya, tapi di sisi lain, ia meminta keluarga dan teman-temannya untuk tidak menangisinya, justru menginginkan mereka membencinya seumur hidup.

“Terima kasih telah membesarkan aku selama 20 tahun ini... tolong benci aku seumur hidup kalian, maaf bikin kalian malu,” tulis Very dalam pesan terakhirnya. Ia bahkan menganggap dirinya sebagai “sumber masalah” yang akhirnya hilang dengan kepergiannya.


×

Rumor dan spekulasi terus berputar, apakah tekanan akademis, tuntutan orang tua, atau faktor lain yang mendorong Very ke ujung tragis ini. Satu hal yang pasti, kematian mahasiswa muda ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan seluruh civitas akademika Unnes.

Tragedi ini seharusnya menjadi pengingat keras bagi kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama di kalangan mahasiswa yang kerap dibebani harapan dan tekanan tak terukur.

Sumber:

BERITA TERKAIT