header

Nasib Tragis Muhammad Agus Salim: Korban Air Keras, Kebutaan, dan Kontroversi Donasi Rp1,5 Miliar

Jumat 18-10-2024 / 20:10 WIB


Nasib Tragis Muhammad Agus Salim: Korban Air Keras, Kebutaan, dan Kontroversi Donasi Rp1,5 Miliar

Kisah tragis Muhammad Agus Salim adalah potret kelam dari ketidakadilan yang bisa menimpa siapa saja. Pria malang ini harus menghadapi nasib pahit setelah menjadi korban penyiraman air keras yang dilakukan oleh karyawannya sendiri. Serangan brutal itu bukan hanya menghancurkan wajah dan penglihatannya, tetapi juga merampas harapan terbesarnya untuk bisa melihat dunia lagi. Kini, Agus telah divonis buta permanen oleh dokter, dengan 95 persen penglihatannya hilang selamanya. Dunia yang pernah dia kenal kini gelap total, dan harapan untuk menjalani hidup normal sirna begitu saja.

Namun, derita Agus tak berhenti di sana. Uang donasi yang berhasil dikumpulkan untuk biaya pengobatannya mencapai Rp1,5 miliar, jumlah yang seharusnya bisa memberinya kesempatan untuk berobat dengan maksimal. Tapi kenyataannya jauh dari itu. Alih-alih digunakan segera untuk perawatan medis yang sangat dibutuhkannya, uang tersebut malah dipindahkan ke yayasan milik Pratiwi Noviyanthi, memunculkan spekulasi bahwa keluarga Agus telah menyalahgunakan dana itu untuk melunasi utang rumah. Meskipun demikian, Agus masih memegang Rp500 juta, separuh dari total sumbangan, untuk bisa memulai hidup baru di Aceh, kampung halamannya. Dia memutuskan untuk meninggalkan Jakarta karena tak ingin terus membebani bibinya yang selama ini dengan penuh kasih merawatnya.


Dalam sebuah wawancara emosional di podcast Denny Sumargo, Agus membuka hatinya tentang keputusannya yang ingin pulang ke Aceh. Dengan suara lirih namun tegas, dia berkata, "Mata Agus udah divonis buta. Karena itu, Agus mau pulang ke Aceh." Bibinya, yang selama ini setia mendampinginya, sempat menentang keputusan itu karena persidangan pelaku penyiraman air keras belum usai. Tetapi Agus tetap teguh, bersikeras bahwa dia ingin kembali ke kampung halamannya bersama sang istri. Baginya, Jakarta kini penuh dengan kenangan pahit yang sulit dilupakan.

Yang mengejutkan, di tengah kesedihannya, Agus mengungkapkan bahwa dia telah memaafkan pelaku penyiraman air keras itu. Di luar dugaan, dia bahkan mengakui bahwa perkataannya sendiri yang memicu serangan brutal tersebut. "Agus udah maafin, ini semua karena ucapan Agus sendiri," katanya, dengan nada putus asa, seolah mencoba mencari jalan untuk berdamai dengan nasib buruk yang menimpanya.

Sebelum meninggalkan Jakarta, Agus meminta izin kepada Denny Sumargo dan Pratiwi Noviyanthi untuk menggunakan sisa uang donasinya demi melanjutkan hidup di Aceh. Uang tersebut memang sudah dipindahkan ke yayasan milik Pratiwi, yang diklaim bertujuan untuk memantau pengeluaran dengan lebih baik. Awalnya, Agus merasa keberatan, merasa seperti kendali atas hidupnya telah diambil alih. Namun, setelah mendengar penjelasan dari pengurus yayasan, dia akhirnya menyerah. "Pak Geri bilang biaya rumah sakit akan dikirim dari yayasan, dan uang Agus enggak akan hilang," ucapnya dengan pasrah, seperti orang yang tidak lagi memiliki pilihan lain.


×

Drama ini semakin panas ketika terungkap bahwa Agus telah memberikan Rp98 juta kepada bibinya untuk melunasi utang bank. Dalam pengakuannya, Agus menegaskan bahwa ini adalah keputusan pribadinya, bukan karena paksaan siapa pun. Bibinya, yang sudah merawatnya sejak kecil, hampir kehilangan rumah karena lilitan utang, dan Agus merasa berkewajiban untuk membantu. "Wawa ngurusin Agus dari kecil, apa salahnya kalau Agus bantu sekarang," katanya, seolah mencoba mencari pembenaran atas tindakannya, meskipun tahu betul uang itu berasal dari donasi yang ditujukan untuk pengobatannya.

Tak hanya itu, Agus juga mengirimkan Rp50 juta ke rekening kakaknya di Aceh. Alasannya sederhana, agar ada pegangan untuk keluarga di kampung dan bisa mengatur kebutuhan sehari-hari mereka. Dia bahkan mentransfer Rp250 juta ke rekening istrinya, Elmi, untuk mempermudah pembayaran pengobatan jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan biaya besar di rumah sakit. Meski begitu, Agus memastikan bahwa uang tersebut hingga saat ini masih utuh dan belum digunakan.

Di balik semua kontroversi terkait donasi, utang, dan kebutaan yang menjerat hidupnya, satu hal yang jelas: Agus Salim berada di titik nadir kehidupannya. Dengan sisa kekuatan dan harapan yang dimilikinya, dia memutuskan untuk kembali ke Aceh, meninggalkan segala drama di Jakarta. Namun, pertanyaan yang menggelayuti benak banyak orang: apakah keputusan ini akan membawanya pada kedamaian yang dia cari, atau justru mengantarkan dia pada babak baru dari penderitaan yang belum berakhir?

TAG: #viral
Sumber:

BERITA TERKAIT