Nur Esa Anastsya siswa SMAN 3 Kota Blitar diusir ibu tiri, Meminta Bantuan Polisi
Blitar menjadi sorotan! Seorang remaja bernama Nur Esa Anastsya (16) terpaksa meminta bantuan langsung ke pihak kepolisian setelah diduga diusir oleh ibu tirinya. Kejadian ini semakin menghebohkan setelah video dramatis memperlihatkan personel Polres Blitar Kota menjemputnya di halaman SMAN 3 Kota Blitar. Video itu viral di media sosial, memancing perhatian publik atas nasib tragis yang menimpa gadis malang ini.
Esa, yang merasa putus asa dan tak tahu harus berbuat apa, mengirimkan pesan mengharukan ke akun Instagram Polres Blitar Kota. Dalam pesannya, ia meminta dijemput dan diantar ke tempat les. Tapi cerita di balik permintaan itu jauh lebih dalam dan kelam. Esa terpaksa tinggal dengan kakeknya, Sanidi (76), di Blitar setelah ibu tirinya di Serang, Banten, diduga mengusirnya. Sejak ayahnya meninggal dunia pada Februari 2024, hidup Esa yang sudah penuh kesulitan semakin berantakan.
Ipda Supriyadi, petugas yang secara langsung menjemput Esa, mengungkapkan bahwa gadis itu telah putus sekolah sejak kelas 9 Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Serang. Setelah sang ayah menikah lagi, nasib Esa semakin tidak menentu. Ibu tirinya diduga tidak menginginkannya, memaksa Esa pulang ke Blitar pada Agustus 2023 untuk tinggal bersama kakeknya. Saat dijemput oleh polisi, Esa menceritakan kisah hidupnya yang penuh dengan kesulitan dan kekecewaan. Ia merasa tersesat, bingung, dan tak tahu harus berbuat apa untuk masa depannya.
Kehidupan Esa benar-benar suram sejak kecil. Ibunya, Susanti, bekerja di luar negeri, meninggalkan Esa yang masih sangat belia. Ayahnya, Suhebi, yang tinggal di Serang setelah menikah lagi, tampaknya tak mampu melindungi putrinya dari perlakuan ibu tirinya. Sejak Esa kembali ke Blitar, hidupnya seakan berada di ambang kehancuran. Kabar kematian ayahnya menghancurkan sisa-sisa harapannya, membuatnya terombang-ambing dalam kebingungan.
Namun, di tengah kegelapan ini, ada secercah harapan yang muncul. AKP Andang Wastiono, Kasat Lantas Polres Blitar Kota, telah mengerahkan timnya untuk membantu Esa. Mereka bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar untuk memastikan Esa bisa melanjutkan pendidikan yang terhenti. Semua dokumen dan persyaratan sekolah sedang diurus, dan harapannya Esa dapat segera kembali ke bangku sekolah.
Nur Esa Anastsya, gadis yang berani mengirim pesan langsung ke polisi demi mengubah nasibnya, kini sedang menanti masa depan yang lebih baik. Di balik segala kepedihan yang dialaminya, langkah keberanian Esa untuk meminta bantuan adalah awal dari upayanya bangkit dari hidup yang penuh derita.