17 Anime Terbaik yang Wajib Ditonton di Netflix [Pembaruan 2024] – Jangan Sampai Ketinggalan!

15. Bleach
    Bleach adalah seri menarik yang menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari popularitas. Keterhubungan antara dunia manusia, Soul Society, dan Hueco Mundo—tempat para Hollow—adalah aspek menarik dalam cerita, namun laju yang lambat dan banyaknya filler menghambat potensinya. Beberapa karakter, seperti Kisuke Urahara, memiliki latar belakang yang menarik. Contohnya, arc Hueco Mundo berlangsung lama, seringkali menyisakan adegan pertempuran yang berlarut-larut. Hanya 52,1% dari episode Bleach yang bisa dianggap sebagai canon, sementara sisanya adalah filler. Bleach adalah kisah yang megah dengan tokoh utama, Ichigo Kurosaki, seorang anak berambut oranye yang ingin melindungi orang-orang yang dia cintai. Aizen adalah antagonis utama yang brilian, namun jumlah filler yang besar, penarikan cerita yang lambat, dan beberapa lubang plot merusak alur cerita ini.
16. Tokyo Ghoul
    Kisah Tokyo Ghoul berfokus pada Kaneki Ken, yang berubah menjadi hibrida setengah manusia dan setengah ghoul setelah mengalami transplantasi organ ghoul. Konflik batin Kaneki tentang identitasnya dan usahanya menahan naluri ghoul menjadi pusat cerita. Kaneki mengalami fase penolakan sepenuhnya ketika dia memaksa dirinya makan makanan manusia, namun akhirnya menerima dirinya yang baru. Tokyo Ghoul mengeksplorasi tema-tema seperti arti menjadi manusia dan empati. Kaneki menunjukkan pertumbuhan yang menonjol sepanjang musim pertama, mulai dari belajar membuat kopi hingga menerima identitasnya. Walau narasinya tidak terlalu kompleks, ceritanya menarik karena memperlihatkan latar belakang dan karakteristik masing-masing tokoh.
17. Seven Deadly Sins
    Apa itu Seven Deadly Sins? Awalnya, saya mengira ini akan menjadi kisah petualangan ringan ala Dragon Quest atau Zelda. Namun, kenyataannya tidak demikian. Ceritanya berkisah tentang Holy Knights yang dikenal sebagai Seven Deadly Sins yang dituduh membunuh penguasa mereka dan bersembunyi. Sepuluh tahun kemudian, seorang wanita memulai rangkaian peristiwa yang membawa mereka bersatu kembali. Seven Deadly Sins memiliki skema warna yang cerah dan desain karakter yang unik, namun terkadang terlihat terlalu sempurna dan seperti mainan. Saya menduga karakter-karakter ini dirancang untuk keperluan pemasaran, lalu dimasukkan dalam cerita tanpa rencana yang jelas, menciptakan kisah yang kurang kohesif dan tidak konsisten dalam perpaduan humor serta drama.