Dedy Mandarsyah: Drama Kekuasaan, Kemewahan, dan Kontroversi Sang Putri Lady Aurelia Pramesti
Nama Dedy Mandarsyah, pejabat elite di Kementerian PUPR, kini meledak di jagat pemberitaan. Bukan karena prestasi, tetapi skandal yang menyeret putrinya, Lady Aurellia Pramesti. Insiden penganiayaan ini tidak hanya mencoreng dunia pendidikan, tetapi juga membuka tabir gelap kehidupan seorang pejabat negara dan keluarganya yang sarat kontroversi.
Jejak Karier dan Kekayaan Dedy Mandarsyah
- Jabatan Bergengsi: Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat.
- Karier Cemerlang:
- Meniti karier di PUPR sejak 2000-an.
- Berperan strategis di berbagai provinsi, termasuk Riau dan Sumatera Selatan, hingga akhirnya memegang kendali BPJN Kalimantan Barat sejak Oktober 2024.
- Kekayaan Mencengangkan:
- Dilaporkan memiliki harta senilai Rp9,42 miliar, termasuk properti mewah di Jakarta Selatan, mobil Honda CRV 2019, dan tabungan fantastis Rp6,72 miliar.
- Keluarga Berpengaruh:
- Istri: Sri Meilina, ikon batik asal Palembang.
- Anak: Lady Aurellia Pramesti, mahasiswi kedokteran dengan reputasi kontroversial.
Kasus Penganiayaan: Dari Piket Koas hingga Kekerasan Brutal
Pemicu Insiden
Lady Aurellia, yang sedang menjalani program koas di RSUD Siti Fatimah, geram dengan jadwal piket liburan yang dibuat ketua koas, Luthfi. Ketidakpuasan ini memicu drama yang berujung pada pertemuan memanas di sebuah kafe.
Dari Kafe ke Kekerasan
Dalam pertemuan tersebut, Sri Meilina, ibu Lady, membawa serta sopir pribadi yang kemudian menyerang Luthfi secara brutal. Wajah dan leher Luthfi babak belur, sementara video kekerasan itu menyebar seperti api di media sosial, membakar amarah publik.
Lady, Dalang di Balik Layar?
Meskipun tidak hadir saat kejadian, Lady diduga menjadi penggerak utama insiden ini. Saat penganiayaan berlangsung, ia justru asyik menikmati konser di Jakabaring. Publik menyebut Lady sebagai "otak" di balik kekerasan tersebut.
UNSRI: Dari Investigasi hingga Keputusan Kontroversial
Reaksi Kampus
Universitas Sriwijaya langsung turun tangan, membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus ini. Dekan Fakultas Kedokteran mengecam keras aksi kekerasan tersebut, sementara langkah pengamanan tambahan diterapkan untuk melindungi mahasiswa lain.
Hukuman yang Menuai Kecaman
Lady awalnya dihadapkan pada ancaman drop out. Namun, keputusan akhir hanya memberikan skorsing tiga bulan. Keputusan ini memicu gelombang protes, dengan banyak pihak menilai hukuman tersebut terlalu ringan.
Publik Mengamuk, Media Sosial Membara
Kritik Tanpa Ampun
Netizen tidak tinggal diam. Tagar keadilan untuk Luthfi menggema, sementara penampilan Lady dibandingkan dengan selebriti, memicu debat panas di dunia maya.
Keluarga di Pusaran Kritik
Sorotan juga tertuju pada Dedy Mandarsyah dan Sri Meilina. Publik menduga status mereka sebagai keluarga terpandang memberi pengaruh besar dalam melindungi Lady dari konsekuensi hukum yang lebih berat.
Simbol Bobroknya Kekuasaan?
Kasus Lady Aurellia adalah cerminan bagaimana kekuasaan dan privilese dapat melindungi pelaku kejahatan dari hukuman yang seharusnya. Dedy Mandarsyah kini tidak hanya menghadapi sorotan sebagai pejabat publik, tetapi juga sebagai figur ayah dalam keluarga yang menjadi simbol ketimpangan hukum. Publik menuntut transparansi, keadilan, dan pertanggungjawaban—dan skandal ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.