Septian Si Mercy Killer: Kecelakaan di jalan Kenjeran Surabaya Hari ini
Peristiwa yang mengguncang Surabaya pada Senin, 23 Desember 2024, menempatkan Septian, seorang pria berusia 38 tahun asal Lebak Arum, sebagai sorotan utama. Ia menjadi dalang di balik kecelakaan beruntun yang tragis di Jalan Kenjeran. Insiden ini meninggalkan jejak kehancuran yang tak terlupakan.
Septian, yang mengendarai mobil Mercedes-Benz, mengaku telah menenggak dua botol bir sebelum kejadian. Dalam kondisi mabuk berat, ia kehilangan kendali dan menabrak tiga mobil serta empat sepeda motor di depan gapura The Grand Kenjeran. Parahnya, salah satu mobil tercebur ke sungai, menambah panjang daftar kehancuran yang ia sebabkan.
Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Arif Fazlurrahman, menyatakan kadar alkohol dalam tubuh Septian mencapai 0,77 miligram per liter napas, setara dengan 0,16 gram per 100 mililiter darah. "Ini sangat tinggi. Dalam kondisi seperti itu, kemampuan motorik menurun, perilaku menjadi agresif, dan koordinasi indera terganggu," jelasnya. Kondisi ini menjadikan Septian ancaman nyata di jalan raya.
Kecelakaan ini melibatkan empat mobil dan empat sepeda motor, serta mengakibatkan korban jiwa. Seorang pengendara motor tewas, sementara seorang pesepeda mengalami luka kritis. Kapolsek Mulyorejo, Kompol Aspaul Bakti, menjelaskan bahwa insiden bermula dari tabrakan pertama di Pakuwon City. Septian kemudian melarikan diri sebelum kembali menabrak beberapa kendaraan di Jalan Kenjeran.
Video yang beredar memperlihatkan Septian dalam kondisi tertekan saat diamankan polisi. Ia terlihat merengek, memukul wajahnya sendiri, dan terus menyuarakan penyesalannya. Namun, rasa penyesalan itu tak mampu menghapus dampak fatal dari perbuatannya.
Kemacetan total melanda lokasi kecelakaan, dengan antrean kendaraan yang mengular. Polisi lalu lintas berusaha keras mengurai kemacetan, tetapi kerusakan yang telah terjadi tak bisa diperbaiki dengan cepat.
Kejadian ini menjadi peringatan keras: Jangan pernah, dalam kondisi apa pun, mengemudi dalam keadaan mabuk! Septian kini ditahan di Mapolrestabes Surabaya dan menghadapi ancaman hukuman berat. Namun, apakah hukuman itu cukup untuk menebus nyawa yang telah melayang akibat kelalaiannya?
Kecelakaan ini bukan sekadar insiden lalu lintas, melainkan pelajaran penting tentang kesadaran dan tanggung jawab di jalan raya. Mari jadikan tragedi ini sebagai pengingat untuk tidak membiarkan nafsu sesaat mengubah kita menjadi pembunuh yang merenggut nyawa tak bersalah.