header

DeepSeek Aplikasi AI Cina Mengalami Gangguan, Rekayasa Amerika Menghambat Pesaing

Selasa 28-01-2025 / 19:03 WIB


DeepSeek Aplikasi AI Cina Mengalami Gangguan, Rekayasa Amerika Menghambat Pesaing

Hari selasa, 28 Januari semua pemberitaan Barat menyiarkan aplikasi AI Deepseek sedang naik daun menantang ChatGPT. Di samping itu juga terjadi penurunan 17% penjualan GPU dari NVIDIA (produk Amerika) yang merupakan hardware paling penting dalam menjalankan aplikasi AI. Diberitakan pula ChatGPT mendapatkan suntikan dana sebesar $500 billion untuk menghadapi persaingan itu.

Tentu saja bagi warga net di seluruh dunia terusik dan berusaha mencicipi aplikasi DeepSeek, sehingga server deepseek tidak bisa menangani user yang tiba-tiba melonjak. Dan DeepSeek mengatakan bahwa mereka juga mengalami serangan siber, sehingga untuk saat ini mereka hanya melayani user dari wilayah Cina.


Perusahaan di balik aplikasi ini membatasi pendaftaran baru hanya untuk nomor telepon yang terdaftar di Tiongkok, secara efektif memblokir akses bagi pengguna internasional. Langkah ini, yang tampaknya bertujuan untuk mengendalikan lonjakan permintaan, bertepatan dengan pengumuman di web chat aplikasi yang menyatakan bahwa “layanan online telah menghadapi serangan berbahaya berskala besar.” Namun, perusahaan tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai sumber serangan tersebut.

Gangguan yang terjadi pada hari Senin ini adalah yang terbaru dalam rangkaian masalah yang dialami aplikasi tersebut saat popularitasnya meningkat pesat. Model AI DeepSeek dipuji karena kinerjanya yang luar biasa, sehingga memicu kekhawatiran di Silicon Valley dan menyebabkan penurunan valuasi sebesar $1 triliun pada perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat. Banyak pihak melihat keberhasilan DeepSeek sebagai momen penting dalam persaingan global AI, di mana teknologi Tiongkok mulai menjadi pesaing serius bagi dominasi Amerika Serikat.

Kebangkitan DeepSeek


×

Diluncurkan pada tahun 2023 di tengah minat besar terhadap alat AI seperti ChatGPT, DeepSeek awalnya memasuki pasar ketika Tiongkok dianggap tertinggal dari Amerika Serikat dalam inovasi kecerdasan buatan. Namun, startup ini dengan cepat menarik perhatian dunia dengan merilis model yang diklaim mampu menyaingi kinerja OpenAI dan Meta, sekaligus dengan biaya yang jauh lebih rendah.

Dalam makalah terbaru, para peneliti DeepSeek mengungkapkan bahwa model unggulan mereka, DeepSeek-V3, dilatih menggunakan chip Nvidia H800 dengan biaya kurang dari $6 juta. Meskipun klaim ini diragukan oleh sebagian pihak, hal tersebut memicu pertanyaan mengenai efektivitas pembatasan ekspor chip canggih oleh Amerika Serikat. Pembatasan ini bertujuan untuk membatasi kemampuan Tiongkok dalam mengembangkan teknologi AI mutakhir.

Sejak tahun 2021, pemerintahan Presiden Joe Biden telah memperketat kontrol ekspor chip berperforma tinggi untuk mencegah penggunaannya dalam pelatihan sistem AI di Tiongkok. Namun, keberhasilan DeepSeek dengan chip yang kurang canggih telah memicu kembali perdebatan tentang apakah langkah-langkah tersebut cukup efektif untuk mempertahankan keunggulan teknologi Amerika Serikat.

Ancaman bagi Dominasi Silicon Valley

Keberhasilan DeepSeek yang pesat telah mendorong penilaian ulang terhadap kemampuan AI Tiongkok. Beberapa eksekutif teknologi Amerika Serikat mengakui bahwa kinerja aplikasi ini sebanding dengan—atau bahkan lebih baik dari—model unggulan di Amerika Serikat. Hal ini menjadi tonggak sejarah bagi AI Tiongkok, dengan DeepSeek menjadi model pertama yang mendapatkan pengakuan seperti itu dari para pemimpin industri global.

Keberhasilan DeepSeek mencerminkan kebangkitan pesat pengembangan AI di Tiongkok. Sementara perusahaan besar seperti Baidu dan banyak startup berlomba untuk menciptakan model bahasa besar yang canggih, DeepSeek telah muncul sebagai pemain unggulan, menantang persepsi lama tentang inovasi teknologi di Tiongkok.

Meskipun saat ini menghadapi tantangan teknis dan tuduhan serangan siber, kebangkitan DeepSeek yang luar biasa telah mengubah lanskap AI global. Keberhasilannya meningkatkan kekhawatiran tentang pengaruh Tiongkok yang semakin besar di bidang ini, sekaligus memunculkan keraguan atas efektivitas strategi Amerika Serikat dalam mempertahankan kepemimpinannya di dunia kecerdasan buatan.

TAG: #a i
Sumber:

BERITA TERKAIT