Peringatan BMKG, Hujan Es Batu di Surabaya Berpotensi Hingga April 2022
BURUHTINTA.co.id – BMKG memperingatkan masyarakat Surabaya serta wilayah lain yang mangalami kejadian serupa, bahwa fenomena hujan es, hujan lebat disertai kilat dan angin kencang masih berpotensi dapat terjadi hingga bulan April 2022.
"Kemungkinan dan peluang cuaca ekstrem yang berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat atau petir serta angin kencang masih berpotensi terjadi hingga bulan April mendatang," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
"Kami menyarankan masyarakat Surabaya untuk selalu tetap waspada terhadap kemungkinan terjadi potensi cuaca ekstrem tersebut dan dampak yang mungkin ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang," ujarnya.
Baca juga: Profil Biodata Rebecca Klopper, nama ibu agama dan akun instagram
Baca juga: Cast Pemain Redeeming Love 2022, alur cerita dan link nonton video
Terjadinya cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es batu telah terjadi dalam sepekan terakhir di beberapa daerah seperti Surabaya, Lampung, Bekasi, dan wilayah lain. Kejadian tersebut disertai dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat dengan kilat atau petir serta angin kencang.
Guswanto memaparkan bahwa hujan es merupakan suatu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan jatuhan butiran es dari awan yang dapat terjadi dalam periode beberapa menit.
Hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh pola konvektifitas di atmosfer dalam skala local atau regional yang signifikan. Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus yang pada umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara yang signifikan dalam sistem awan tersebut.
Baca juga: Demo Sopir Truk di Kanada protes persyaratan vaksin, blokade dan kerusuhan
Baca juga: Cara Test Drive ketika hendak beli mobil, apakah ada celah dan kekurangan
"Selanjutnya membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar. Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft," ungkap-nya.
Downdraft bisa mengakibatkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es.
Kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, dan bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.***