Hadis Najafi gadis iran tanpa jilbab terbunuh oleh polisi iran, pada demo Mahsa Amini
BURUHTINTA.co.id - Hadis Najafi, gadis yang berusia 20 tahun, ditembak mati oleh polisi iran pada unjuk-rasa kematian Mahsa Amini di Karaj. Kematiannya telah menjadi babak baru pembangkangan dan demonstrasi di Iran, yang telah dimulai sejak 16 September 2022.
Alinejad, seorang jurnalis dan pembela hak-hak perempuan, memposting nama dan video dirinya bersama dengan rincian kematiannya pada 25 September. Polisi menembaknya enam kali setelah dia tanpa jilbab mengikat rambutnya yang belum dipotong dan dengan berani berjalan ke tengah protes di Karaj.
Foto dan video Hadis telah banyak dibagikan di media sosial. Laporan media mengatakan bahwa pada 21 September, dia terluka di perut, leher, jantung, dan tangannya. Dia dibawa ke Rumah Sakit Ghaem setelah serangan oleh pasukan keamanan, di mana dia kemudian meninggal.
This 20 Yr old girl who was getting ready to join the protest against the murdering of #MahsaAmini got killed by 6 bullets.#HadisNajafi, 20? was shot in the chest, face and neck by Islamic Republic’s security forces.
— Masih Alinejad ????? (@AlinejadMasih) September 25, 2022
Be our voice.#????_?????pic.twitter.com/NnJX6kufNW
Adik perempuan Hadis mengatakan, "Dia baru berusia 20 tahun." "Dia merasa tidak enak tentang Mahsa Amini. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan diam. Mereka menembaknya enam kali dan membunuhnya."
Baca juga: Armenia sekutu Rusia diserang Azerbaijan, zona perang Ukraina bisa meluas
Baca juga: Akun Instagram Chae Seung Ha BaBa, dari KPop jadi bintang film panas
Hampir 200 mil jauhnya di Rasht, dikatakan bahwa seorang mahasiswa arkeologi yang ditangkap selama protes tidak diizinkan untuk mendapatkan perawatan medis setelah dia diserang dengan pisau di Penjara Lakan di Sabze Meydan, Rasht.
This is the funeral of 20 year old #HadisNajafi, who was shot dead on the streets by security forces for protesting. Hadis was a kind hearted girl & loved dancing. She was protesting against the brutal death of #MahsaAmini. Their crime: wanting freedom.
— Masih Alinejad ????? (@AlinejadMasih) September 25, 2022
pic.twitter.com/tduxVe1SZf
Alireza Ghamgosar adalah seorang mahasiswa di Universitas Kashan. Keluarganya mengatakan bahwa dia sekarang mendapatkan perawatan di sebuah klinik. Mereka mengatakan bahwa Ghamgasar memberi tahu mereka selama panggilan telepon pada 25 September bahwa setelah ditangkap pada 21 September, dia ditikam dari belakang. Kami tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi atau siapa yang menikamnya.
Media resmi Iran mengatakan bahwa 35 orang telah tewas dalam protes baru-baru ini, tetapi media non-Iran dan laporan tidak resmi lainnya mengatakan jumlahnya jauh lebih tinggi.***